MEMBOSANKAN NGAK YAH????

01.02 / /

Mungkin banyak dari kita yang berkata bahwa nyanyian dalam ibadah (HKBP) sangat membosankan. Tapi apakah benar seperti itu?

Mari kita mencoba membaca keterangan berikut ini.
Beberapa dekade yang lalu penelitian menemukan bahwa ada pengaruh antara musik classik kepada otak manusia. Pengaruh tersebut menimbulkan kepekaan terhadap otak dan merangsang pertumbuhan otak tersebut. Lalu hal tersebut kita kenal dengan istilah Efect Mozart.

Datangnya kekristenan ke tanah Batak bukan saja membawa pengaruh terhadap kepercayaan yang dianut masyarakat Batak pada waktu itu. Tetapi jauh berpengaruh ke dalam kehidupan masyarakat yang mendasar. Perkataan Nommensen yang mengatakan "ndang tarpajongjong hamu harajaon ni Debata marhitehite haotoon" yang artinya "tidak satupun orang dapat mendirikan Kerajaan Allah jika bermodalkan kebodohan/tolol/goblok" telah membuka wacana baru bagi bangso Batak. Hal ini telah dibuktikan Nommensen dengan berdirinya sekolah-sekolah, rumah sakit dan lain sebagainya. Sehingga lambat laun masyarakat Batak mulai membuka diri terhadap lingkungan dan kelompok (suku/ras) yang lain.

Perjuangan itu tidak saja sampai sebatas itu. Nommensen berpendapat bahwa gereja harus berdiri ditengah-tengah masyarakat dan memberikan pengaruh kepada mereka. Maka tidaklah heran jika pada masa itu gereja sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat baik dalam hal pola pikir, perekonomian, pendidikan maupun kesehatan.

Disamping itu, terapi juga dilaksanakan. Terapi yang dimaksud adalah memperkenalkan lagu-lagu classik yang sampai sekarang masih dipertahankan dalam BUKU ENDE HKBP (buku nyanyian HKBP). Lompatan nada-nada terutama dalam dentuman bass memberikan rangsangan yang hebat kepada pola pikir masyrakat. Mungkin hal ini kurang disadari, namun penelitian membuktikan hal tersebut dengan mengadakan bedah buku dan lagu.

Dari hal tersebut dilihatlah beberapa ciri dalam lagu-lagu Buku Ende HKBP:
  1. Pada beberapa lagu yang mengandung unsur penyataan iman, kata "Allah, Tuhan, Yesus atau yang serupa" terletak pada nada yang tertinggi dalam susunan nada pada lagu tersebut.
  2. Setiap nada memiliki akord tersendiri. Sangat jarang dijumpai deretan beberapa nada dalam satu bar memiliki satu akord. Yang pasti dalam satu bar paling sedikit terdapat 3 atau lebih akord yang dipakai.
  3. Mengakhiri lagu dengan susunan akord yang hampir serupa dalam setiap lagu.
  4. Susunan Bass yang melompat-lompat, misalnya c=do susunan bass adalah 1 3 4 2 | 5 . 5. | 1 . . 0 || maka akord yang dipakai adalah C, ConE, F, Dm, ConG, G dan C.
  5. Susunan syair perayat yang berbentuk sebuah cerita, biasanya pada ayat terakhir selalu bertemakan tentang "akhir hayat".
  6. Dan masih banyak lagi.
Lagu-lagu tersebut ternyata telah membuka pemikiran untuk berfikir secara logis. Maka tidaklah heran jika perkembangan kebudayaan bangso Batak sangat pesat. Yang akhirnya gereja juga berpengaruh kepada penentuan hari untuk belanja (onan) bagi masyarakat.

Nah, mungkin bagi beberapa orang hal itu sangat membosankan, ya.. tapi sama seperti obat, pahit namun membawa kepada kesembuhan. Mungkin bosan, tetapi sebenarnya anda telah dipengaruhi.

Label: